Ruang Tulis

Kepada Para Pemimpin Bangsa Ini

leave a comment »

Gaji Presiden belum pernah naik selama tujuh tahun ini. Itu adalah keluhan dari nahkoda utama bangsa ini, yaitu Profesor Doktor Haji Susilo Bambang Yudhoyono atau yang lebih akrab dipanggil Pak SBY. Beliau, yang telah menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia selama 7 tahun ini, mengeluh tentang gajinya yang belum naik selama periode tersebut.

Mungkin kita, sebagai rakyat yang cinta tanah air dan bangsa, patut mendengar keluhan dari Sang Pemimpin. Kita patut menaruh perhatian terhadap kesedihan Sang Presiden dan lebih memperhatikan nasib Bapak Presiden ke depannya jika gajinya tidak dinaikkan.

Keluhan Bapak Presiden ini bisa jadi mengingatkan kita kepada salah satu film karya Deddy Mizwar yang berjudul “Alangkah Lucunya Bangsa Ini.” Letak kelucuan atau humor yang bisa ditangkap adalah curhat yang dilakukan oleh Sang Presiden. Ya, seorang Presiden yang harusnya mendengar dan menampung keluhan rakyat yang dinaunginya justru berbalik mengeluh dan mecurahkan isi hatinya kepada rakyatnya.

Bila diingat kembali, mungkin ini kedua kalinya Bapak SBY curhat kepada rakyatnya. Curhat yang pertama sudah dilakukan pada saat bangsa ini sedang “ramai” dengan teroris. Pada waktu itu, Bapak SBY curhat tentang ancaman yang ditujukan kepada dirinya. Meskipun ada pembenaran dari para ajudan Presiden, akan tetapi hal ini tentu saja bisa dianggap sebagai suatu hal yang lucu dan ironis. Presiden yang harusnya bisa menjamin keamanan dan ketentraman bangsa ini justru meragukan keselamatan dirinya di dalam bangsanya sendiri. Keluhan dari Sang Presiden inipun sempat mencuri perhatian dan mengundang simpati dari rakyat Indonesia.

Yang jelas, 2 kali curhat yang dilakukan oleh Bapak SBY membuat rakyat menaruh perhatian terhadapnya. Bila boleh diibaratkan, Sang Presiden bagaikan seorang selebriti yang sedang curhat kepada masyarakat luas mengenai masalah yang sedang dihadapinya. Dan curahan hati tersebut berhasil menjadi salah satu topik pilihan dalam perbincangan masyarakat.

Pada intinya, ketika Sang Presiden berkeluh kesah, rakyat setia mendengarkan dan menaruh perhatian terhadapnya.

Akan tetapi, apakah juga terjadi sebaliknya? Apakah Sang Presiden juga menaruh perhatian terhadap keluh kesah rakyat bangsa ini? Apakah beliau setia mendengar suara-suara ketidakpuasan rakyat terhadap pemerintah? Ataukah Beliau justru sibuk menyikapi permasalahan pribadinya? Atau beliau sibuk memikirkan cara mempertahankan kekuasaan dan popularitasnya?

Tidak hanya kepada Sang Presiden, pertanyaan-pertanyaan tersebut juga patut ditujukan kepada ratusan wakil rakyat yang duduk di gedung parlemen. Apakah para Pejabat Negara, yang sering mengatasnamakan rakyat ketika kampanye, selalu menyuarakan keluhan rakyat dalam sidang dan rapat yang diikutinya? Ataukah mereka hanya menyuarakan keluhan rakyta ketika berada di depan kamera (media)? Apakah mereka senantiasa memihak kepada rakyat dalam proses pengambilan kebijakan? Jika mereka benar memihak rakyat, pertanyaan selanjutnya, siapa rakyat yang mereka dukung? Rakyat partainya? Rakyat koruptor? Atau rakyat pengusaha besar?

Bapak Ibu Pejabat Negara yang Terhormat dan Bapak Presiden yang lebih Terhormat, tolong dengarkan keluhan rakyatmu. Tolong perhatikan dan tindak lanjuti suara-suara ketidakpuasan rakyatmu. Mohon dengarkan suara-suara seperti:

“Sudah tujuh tahun ini, harga-harga bahan pokok dalam negara ini terus naik.”

“Sudah tujuh tahun ini, kemiskinan terus mendera sebagian masyarakat bangsa ini.”

“Sudah tujuh tahun ini, kekayaan Negara Indonesia diambil oleh negara lain, sedangkan pemerintah hanya diam dan mengangguk setuju.”

“Sudah tujuh tahun ini, koruptor bebas berkeliaran. Kalaupun mereka berhasil ditangkap, hukuman yang didapat sangatlah ringan.”

“Sudah tujuh tahun ini, hukum di negara ini tidak ditegakkan secara adil dan tegas.”

“Sudah tujuh tahun ini, TKI di luar negeri mendapat perlakuan yang sangat tidak pantas.”

“Sudah tujuh tahun ini, pemerintah tuli terhadap suara-suara rakyat.”

Written by zeindha

February 4, 2011 at 12:55 pm

Leave a comment