Ruang Tulis

Planner, Mau Jadi Apa? (Bagian 1)

with one comment

Planner. Mungkin kata ini belum terlalu dikenal dalam perbincangan masyarakat luas. Planner atau jika diterjemahkan memiliki arti perencana memanglah suatu profesi yang belum populer di telinga masyarakat. Masyarakat lebih mengenal profesi-profesi seperti dokter, tentara, atau pilot. Tidak heran jika anak-anak kecil, ketika ditanyai tentang cita-citanya, jawabannya tidak akan jauh dari 3 profesi tersebut.
Sekedar pengantar, planner adalah suatu profesi yang memiliki peran dalam membuat desain suatu kota atau wilayah. Desain yang dibuat tidak hanya terbatas pada desain fisik saja. Akan tetapi, seorang planner atau perencana juga harus bisa memikirkan aspek-apek kehidupan lain dalam desain yang dibuatnya. Tujuan akhirnya, tentu saja untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik bagi semua penduduk suatu kota atau wilayah tanpa terkecuali.
Di Indonesia, ada beberapa perguruan tinggi atau universitas yang menyelenggarakan proses pendidikan bagi para calon perencana. Sebut saja UGM, ITB, UnDip, UNS, ITS, ataupun universitas lainnya, baik itu swasta atupun negeri. Para calon perencana itu di tampung dalam suatu bidang ilmu yang dikenal dengan Perencanaan Wilayah dan Kota. Dan saya, adalah salah satu dari para calon perencana kota dan wilayah tersebut. Saya saat ini sedang menjalani proses pekuliahan di Jenjang Sarjana Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Mengapa saya tertarik untuk menekuni bidang profesi yang belum terlalu dikenal dalam masyarakat ini?
Sedikit cerita, sebenarnya keinginan saya untuk menekuni bidang ilmu ini sudah lahir pada saat berada di jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Kenyataan-kenyataan berupa masalah perkotaan; seperti banjir, macet, kemiskinan atau polusi; yang tertangkap dari tayangan televisi membuat saya berpikir: “Pasti ada yang salah.” Dari pemikiran tersebut, akhirnya saya mulai mencari referensi mengenai bidang-bidang ilmu yang diajarkan pada berbagai Perguruan Tinggi di Indonesia. Dan hasilnya, saya menemukan suatu bidang ilmu yang bernama Perencanaan Wilayah dan Kota. “Ya, inilah jalan keluarnya. Perkotaan di Indonesia sering mengalami masalah, pasti karena ada yang salah dengan desain atau perencanaannya,” pikir saya waktu itu. Hal itulah yang akhirnya membawa saya memasuki dunia perencanaan wilayah dan kota. Dunia yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan keinginan orang tua saya yang menginginkan anaknya menjadi seorang dokter.

Written by zeindha

February 7, 2011 at 12:47 pm

One Response

Subscribe to comments with RSS.

  1. Yes.Keep writing!

    mie2gination

    October 19, 2012 at 5:27 am


Leave a comment