Ruang Tulis

Buang Sampah itu harusnya dimana sih???

with 2 comments

Pertama kali nulis postingan kali ini, saya bingung milih judul yang tepat. Dan akhirnya, judul yang tertera di atas yang menjadi pilihan saya. Postingan kali ini, jujur, terinspirasi dari pengalaman pribadi saya sendiri. Pengalaman yang seperti apa??? Berikut ini ceritanya.

Waktu itu saya sedang bersama teman-teman kelompok kuliah saya yang akan pergi survey ke daerah Bantul. Saya bersama seorang teman saya mengendarai sepeda motor milik saya (atau lebih tepatnya milik orang tua saya). Ketika saya melintasi jalan Parang Tritis, tepatnya ketika berhenti di lampu merah depan dealer motor S***** Parang Tritis. Ketika saya dan teman saya berhenti di lampu merah tersebut, di depan kami ada seorang ibu yang mengendarai sepeda motor. Wajahnya tidak terlalu jelas karena mengenakan helm teropong. Yang jelas, ketika ibu itu berhenti di lampu merah, dia sedan asyik menikmati sebuah melon yang terbungkus dengan plastik. Dilihat dari barang bawaan di sepeda motornya, berupa sebuah kotak berisi buah-buahan, tampaknya dia adalah seorang pedagang buah. Melihat hal tersebut, saya dan teman saya bercanda. “Kalau mau buah, ambil aja di depan. Hahaha…”, gurau saya dengan teman saya. Namun, gurauan itu berubah jadi rasa kesal saat lampu hijau menyala. Ibu yang berada di depan saya, dengan seenaknya, membuang plastik bekas melon yang telah di makannya tadi di tengah jalan. Seketika itu, saya ingin sekali memukul helmnya dan berteriak dengan keras, “Buang Sampah itu harusnya dimana sih????”

Oke, itu cerita pertama dari pengalaman pribadi saya. Cerita kedua dapat disimak di bawah ini.

Cerita kedua ini saya alami sendirian namun tetap bersama motor kesayangan saya. Saya melihat hal ini ketika saya sedang berada dalam perjalanan menuju ke rumah saudara di daerah Pakem, Sleman. Ketika sedang asyik-asyiknya mengendarai motor, di depan saya ada sebuah mobil model baru (saya lupa jenis mobilnya) yang melaju di depan saya. Karena mobil tesebut menghalangi jalan saya, maka saya memutuskan untuk mendahului mobil tersebut dari sebelah kanan. Namun tiba-tiba, kaca mobil tempat supir tebuka dan keluarlah sebuah bungkus rokok dari mobil terebut. Melihat hal tersebut, rasanya ingin sekali menggedor mobil tersebut dan meneriakkan kata-kata: “Buang sampah itu harusnya dimana sih???”

Dua cerita tersebut merupakan kejadian yang pernah saya lihat dengan kedua mata saya sendiri. Mungkin para pembaca juga pernah mengalaminya. Kejadian-kejadian di atas merupakan cermin dari etika dari sekelompok masyarakat Indonesia dalam menjaga lingkungannya. Masih banyak sekali masyarakat Indonesia yang kurang sadar akan pentingnya kebersihan lingkungan yang mereka tinggali. Kebiasaan-kebiasaan buruk seperti membuang sampah sembarangan masih sering kita temui. Akibatnya, tidak heran bila masih banyak sekali sampah yang bertebaran di tempat-tempat yang tidak semestinya. Kenyataan ini mungkin telah merubah sebuah semboyan lama dari bangsa ini, yaitu “Gemah Ripah Loh Jinawi” menjadi “Kebak Sampah Njur Njijik’i” (Penuh Sampah sehingga Menjijikkan).

Kebiasaan buruk di atas bisa jadi sudah menjadi budaya buruk bangsa ini selain korupsi. Bencana-bencana yang telah datang karena kebiasaan buruk ini belum juga mampu  menyadarkan kita. Bahkan, bencana-bencana langganan yang sering terjadi, bagi sebagian kelompok masyarakat, justru menjadi ajang untuk mendapat kebutuhan hidup sehari-hari secara cuma-cuma. Hal ini tentu saja menjadi hal yang patut kita khawatirkan. Namun, kekhawatiran itu tidak akan mengubah apa-apa jika tidak disertai dengan sebuah tindakan yang nyata. Tindakan kecil yang nyata seperti membuang sampah pada tempatnya, saat ini, tentu saja sudah menjadi suatu hal yang sangat penting. Jadi mulai sekarang, sebelum membuang sampah, marilah berpikir dan berkata pada diri sendiri dulu, “Buang Sampah itu harusnya dimana sih???”.



Written by zeindha

July 27, 2010 at 8:50 am

Posted in Cintaku untuk Bumi

2 Responses

Subscribe to comments with RSS.

  1. Gemah Ripah Loh Jinawi
    Kebak Sampah Njur Njijik’i

    hihi keren..
    ups >.<

    smua itu masalah kbiasaan..
    fasilitas sdh banyak..
    tinggal prilakunya yg masi kudu d tata

    aini

    March 26, 2011 at 7:57 am

    • kebiasaan siapa yang diatur mbak??
      “kebiasaan” pemerintah yang kurang dalam menyediakan tempat sampah atau kebiasaan masyarakatnya yang belum sadar tentang pentingnya kebersihan??

      zeindha

      April 20, 2011 at 7:42 am


Leave a comment